Archive for 2011

1. Jenis Partisi GNU/Linux Ubuntu
Dilingkungan GNU/Linux dan sistem komputer umumnya dikenal tiga jenis
partisi yaitu:
1. Partisi Primary
Jenis partisi ini merupakan jenis partisi utama diharddisk untuk system
operasi umumnya. Partisi primary hanya bisa dibuat maksimal 4 partisi, hal
ini sangat berbeda dengan sistem DOS yang hanya mengijinkan satu jenis
partisi primary untuk system. Jenis partisi ini menempati nomor partisi 1, 2,
3 dan 4. Misalnya harddisk sda bisa dibuat sda1, sda2, sda3 dan sda4.
2. Partisi Extended
Merupakan partisi perluasan untuk mengatasi kekurangan partisi primary
dimana hanya dimunkinkan adanya 4 partisi. Jika ingin memiliki partisi lebih
dari 4 maka partisi extended dibutuhkan yaitu dengan cara mengorbankan
satu jenis partisi primary kemudian digunakan oleh partisi extended.
Didalam partisi extended ini nantinya dibuat partisi logical untuk
mendapatkan partisi yang lebih banyak. Partisi extended tidak dapat
digunakan menyimpan data. Partisi jenis ini selalu menempati nomor partisi
+1 dari partisi primary. Misalnya ada 2 jenis partisi primary di harddisk sda
maka posisi partisi extended adalah sda3.
3. Partisi Logical
Jenis partisi logical selalu dibuat didalam partisi extended. Nomor partisi
selalu mulai dari 5 sampai seterusnya. Misalnya ada 3 jenis partisi logical di
sda maka masing-masing menempati sda5, sda6 dan sda7.
Pada penjelasan diatas digunakan jenis harddisk SCSI dimana harddisk SATA
termasuk jenis ini di Ubuntu. Penamaan harddisk IDE tidak dibahas disini
karena Ubuntu membaca harddisk sebagai SCSI.
2. Perbandingan tabel partisi GNU/Linux dan DOS/Windows
Terpaksa harus membahas jenis partisi DOS/Windows dengan asumsi
kebanyakan dari kita sudah terlanjur dari lingkungan tersebut. So enjoy
sajalah.

Partisi GNU/Linux
sda1 sda2 sda3 sda5 sda4 sda6 sda7
Contoh kasus harddisk posisi sda.
- Partisi Primary ada 3 yaitu sda1, sda2 dan sda3
- Partisi Extended pasti hanya satu menempati sda4
- Partisi logical ada 3 yaitu sda5, sda6 dan sda7

Partisi DOS/Windows
C D sda4 E F
Contoh kasus harddisk yang dibuat dari DOS/Windows.
- Partisi Primary ada 1 yaitu drive C
- Partisi Extended tidak terdefinisikan di abjad
- Partisi logical ada 3 yaitu drive D, drive E dan drive F

Jika diterjemahkan ketabel partisi GNU/Linux informasinya sebagai berikut:
- Partisi Primary ada 1 yaitu sda1
- Partisi Extended pasti hanya satu menempati sda2
- Partisi logical ada 3 yaitu sda5, sda6 dan sda7
Perbedaan utama antara tabel partisi GNU/Linux dan DOS/Windows terletak
pada jumlah partisi primary yaitu system DOS/Windows hanya memiliki satu
jenis partisi primary sedangkan GNU/Linux bisa 4 jenis partisi primary.

3. Alokasi Partisi Ubuntu
Setelah mengenal jenis partisi di GNU/linux harusnya membaca tabel partisi
sudah ada gambaran umum dan itu merupakan bekal agar anda tidak
kehilangan data ketika melakukan partisi saat proses instalasi Ubuntu. Sangat
disarankan sebelum melakukan partising sebaiknya dan seharusnya data-data
penting diharddisk dibackup kemedia lain semisalnya CD/DVD untuk
menghindari kehilangan data yang banyak dialami oleh pemula.
Untuk proses instalasi Ubuntu, dibutuhkan minimal dua partisi kosong untuk
alokasi partisi / (baca root) dan swap.
/ merupakan partisi system utama Ubuntu, mudahnya jika anda
menginstall Windows maka / adalah drive C. Untuk space Ubuntu
desktop direkomendasikan 4GB dengan asumsi untuk system saja.
Swap merupakan partisi yang disiapkan sebagai cadangan ketika memory
komputer full maka sebagian pekerjaan dialihkan ke swap ini. Swap
secara teori 2xspace RAM. Ini berlaku saat RAM maksimal 512MB,
jaman sekarang 1024MB untuk swap sudah termasuk besar sekali.
Dengan kedua partisi diatas maka Ubuntu sudah memenuhi kriteria untuk
diinstall dikomputer masing-masing. Berikut tabel partisinya..
Kedua partisi menggunakan jenis partisi primary.
sda1 swap
sda2 mount point /
Pertanyaan berikutnya drive D buat data di Ubuntu mana?
Dasar Windows minded.. :)
Jika kebutuhan anda senang dengan membangi-bagi partisi sesuai
kegunaannya di Ubuntu bahkan lebih fleksibel. Setiap direktori dibawah /
misalnya /boot, /home, /var dan lainnya bisa dibuatkan partisi sendiri. bahkan
anda bisa membuat partisi /data sendiri. Yang perlu diperhatikan hanyalah
mount point dari masing-masing partisi.
Mount Point adalah titik mount yaitu partisi dikaitkan dipoint tertentu seperti /data, /media/cdrom dan sejenisnya.
Misalnya saya membutuhkan partisi sendiri untuk /home dan /data, dimana
/home dialokasikan untuk mengamankan data-data user dan /data digunakan
untuk menyimpan data-data yang bisa diakses oleh semua user. Untuk lebih
jelaskan saya buatkan tabel partisi seperti dibawah ini.

Kedua partisi menggunakan jenis partisi primary.
sda1 swap
sda2 mount point /
Pertanyaan berikutnya drive D buat data di Ubuntu mana?
Dasar Windows minded.. :)
Jika kebutuhan anda senang dengan membangi-bagi partisi sesuai
kegunaannya di Ubuntu bahkan lebih fleksibel. Setiap direktori dibawah /
misalnya /boot, /home, /var dan lainnya bisa dibuatkan partisi sendiri. bahkan
anda bisa membuat partisi /data sendiri. Yang perlu diperhatikan hanyalah
mount point dari masing-masing partisi.
Mount Point adalah titik mount yaitu partisi dikaitkan dipoint tertentu seperti /data, /media/cdrom dan sejenisnya.
Misalnya saya membutuhkan partisi sendiri untuk /home dan /data, dimana
/home dialokasikan untuk mengamankan data-data user dan /data digunakan
untuk menyimpan data-data yang bisa diakses oleh semua user. Untuk lebih
jelaskan saya buatkan tabel partisi seperti dibawah ini.
Semua partisi menggunakan jenis partisi primary.
sda1 swap
sda2 mount point /
sda3 mount point /home
sda4 mount point /data
Untuk besar space alokasi partisi sesuai kebutuhan saja, tidak ada patokan khusus yang
direkomendasikan.
Dua contoh diatas kondisinya jika harddisk semua dialokasikan untuk Ubuntu.
Bagaimana jika saya ingin Windows tetap ada? :-)
Jawabannya sangat mudah, korbankan sebagian space harddisk anda untuk
ditempati ubuntu. Umumnya komputer Windows terdiri dua partisi yaitu C dan D.
Jika ada partisi E maka lebih baik mengorbankan partisi tersebut jika
spacenya cukup besar partisi E yang diresize. Kesimpulannya gunakan partisi
logical terakhir untuk menginstall Ubuntu jika anda masih sayang sama
Windows. Seperti contoh kasus dibawah ini..
Untuk alasan fleksibelitas korbankan sebagian space partisi D untuk Ubuntu
dengan cara rezise partisi menggunakan disk manajemen bawaan windows
ataupun software semisal partition magic. Tabel partisi yang terbentuk
nantinya sebagai berikut:
Keterangan tabel partisi.
sda1 C Windows
sda2 Extended
sda5 D Windows
sda6 swap
sda7 /
4. Menyiapkan Partisi untuk Ubuntu
Pembahasan point 1, 2 dan 3 diatas sebagai pengantar teori saja agar anda
bisa memahami partisi yang ada dikomputer sendiri. Konsepnya sangat
sederhana, siapkan satu partisi kosong untuk membuat partisi yang akan
ditempati swap dan / yang akan dibuat saat proses instalasi Ubuntu.
Pilihan menggunakan aplikasi manajemen partisi apapun kembali kepilihan
masing-masing karena harus dieksekusi di Windows sebagai wilayah kerja anda
saat ini. Jika disk manajemen bawaan Windows yang anda install tidak
mendukung resize partisi saya pribadi menggunakan EASEUS Partition Master
yang versi Home Edition. Jenis ini free digunakan sampai tulisan ini dibuat.
Kosongkan saja partisi untuk Ubuntu seperti gambar diatas. Selanjutnya anda
bisa menginstall Ubuntu yang nantinya ditempatkan dipartisi kosong tersebut.
Jika anda ingin mencoba menggunakan aplikasi manajemen partisi bawaan
Ubuntu (Gparted) di mode live CD yang dibahas di bagian Instalasi Ubuntu
Desktop 10.04 LTS.

Mengenal Partisi GNU/Linux Ubuntu

Posted by : Unknown 0 Comments
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa co.cc adalah top level domain yang bisa kita dapatkan secara gratis. Kita bisa mengganti nama blog kita dari "http://namadomain.blogspot.com" atau "http"//namadomain.wordpress.com" (dll) menjadi "http://namadomain.co.cc" . Dengan co.cc kita bisa mengontrol DNS Records, A, MX, dan CNAME records, sehinga domain co.cc bukan hanya sekedar "URL Forwarding".
Berikut ini akan saya coba mengungkapkan tentang cara setting domain di co.cc:

Ada 3 tipe pengaturan di co.cc. Ketiganya memiliki fungsi tersendiri. berikut ini penjelasanya:

1. Managed DNS
Ini biasanya digunakan untuk sebuah web yang memerlukan web hosting dan mengharuskan untuk mengarahkan Name Server-nya ke hosting tersebut. Misal untuk membuat web di 000webhost, atau bisa juga untuk blog wordpress yg menggunakan hosting dari luar. Metode ini tidak cocok digunakan untuk blogger/blogspot yang menggunakan hosting default dari blogger/blogspot.
Cara setting untuk metode ini yaitu dengan mengisi pada kolom "Name Server 1 dan Name Server 2 dengan name server yg sesuai dengan hosting yang digunakan. Misal, bagi yang menggunakan hosting dari 000webhost maka untuk kolom "Name Server 1" disi dengan "ns01.000webhost.com" dan kolom "Name Server 2" disi dengan "ns02.000webhost.com". Kemudian klik tombol "Setup". Selesai


2. Zone Records
Zone records cocok digunakan bagi para pengguna blogger/blogspot. berikut ini cara setting untuk Zone Records

* Pada kolom "Host" isikan dengan nama domain yg sudah km daftarkan, misal "www.namadomain.co.cc" (jangan lupa dikasih "www")

* Untuk option "TTL" biarkan saja, gak perlu dirubah2

* Pada option "Type" pilih yang "CNAME"

* Untuk kolom "Value" isikan "ghs.google.com"

Sehingga akan seperti pada gamabr dibawah ini:

Langkah selanjutnya yaitu merubah settingan di blogger/blogspot caranya begini:

* Login ke blogger/blogspot kemudian masuk ke menu "Setting-->Publishing"

* Kemudian pilih "Switch to: • Custom Domain

* Setelah itu klik pada "Already own a domain? Switch to advanced settings"

* Kemudian isikan nama domain kamu yang baru pada kolom "Your Domain".

* Selanjutnya klik tombol "Save Setting"


Selesai. Kalau berhasil (Settingnya sudah benar) maka domain kamu yang baru akan aktif dalam waktu antara beberapa jam sampai 2 hari. Jadi sabar aja menunggunya. Blog kamu akan tetap bisa diakses dengan melalui domain yang lama.

3. URL Forwarding
URL forwarding bisa digunakan untuk apa aja, bisa web ato blog. Tapi URL Forwarding ini hanya memforward domain yg baru (yang di co.cc) ke domain lama. Jadi domain lama akan 100% seperti semula tanpa ada perubahan apapun, cuma kita bisa mengakses web/blog kita dengan mengetikkan nama domain baru kita di browser. Jika menggunakan URL Forwarding maka yang terindex di google atau Search engine yang lain adalah tetap Domain kita yang lama.
Untuk setting URL Forwarding sangat mudah, kita hanya mengisikan data-data yang diminta dan disesuaikan dengan web/blog kita, seperti "Redirect to:, Page Title, URL Hiding, Meta Description dan Meta Keywords". Kita tidak perlu lagi mensetting domain di web/blog kita lagi.
Note: Metode ini tidak dianjurkan jika tidak terpaksa

Jadi kesimpulannya adalah:

* Jika kamu memakai layanan blogger/blogspot maka gunakanlah "Zone Records"

* Jika domainnya digunakan untuk web yg memerlukan hosting atau untuk wordpress maka gunakanlah "Manage DNS"

* Jangan menggunakan "URL forwarding" jika tidak terpaksa. Misal untuk untuk blog dari multiply yang tidak support custom domain.

Setting Domain di co.cc

Posted by : Unknown 0 Comments

Soft and Hard quotas--the differences

"Soft" Disk Quotas - User accounts have a fixed amount of disk space in their Documents folder. This disk space can be used for any purpose. Soft Quotas allow users to exceed the defined disk quota in order to save a single file. However, users are subsequently prevented from saving additional files. Note that neither the user nor the administrator has an interface for viewing the status of soft quotas.

"Hard" Disk Quota - This feature prevents users from exceeding their defined quotas. A hard quota does not allow a file that would exceed the quota to be saved. When using AFP, the hard quota is represented to the user as available space remaining on the volume.

Setting quotas with Workgroup Manager

Worgroup Manager allows you to set hard quotas for user home directories. In the Sharing pane of Workgroup Manager, there is an option to enable quotas on a given volume. You must select this for the home directory share point(s) prior to setting home directory quotas for specific users. Next, you can use the "disk quota" setting in the User Home pane to regulate the disk usage of a particular user's home directory on a volume.

AFP applies quotas to the file system when a user with a home directory quota logs in. Quota limits always apply to the entire volume. In the case of home directories, the quota will apply to any files saved or owned by the user within the volume the homes are shared from.

For example: If an administrator were to share both a group folder and home directories from the same server partition, enable quotas for that partition, and set a quota for a user who had a home directory in that share point, then the quota would apply to files owned by the user in both her home directory and group folder.

Setting quotas in Terminal

You can use the "edquota" command in Terminal to set quotas for users and groups outside the scope of quotas set in Workgroup Manager. For example: You could use this tool to set quotas for any user or group volumes that are not home directories.

If you make any settings that overlap with Workgroup Manager, Workgroup Manager will override edquota.

Usage of the edquota command is documented in its man page (execute "man edquota" in Terminal to see it). You should be proficient in command line usage before using the command. See also the man pages for repquota, quotaon, and quotaoff.

Sumber :http://support.apple.com/kb/TA21352?viewlocale=en_US

DISK QUOTA

Posted by : Unknown 0 Comments

- Copyright © Dosfik - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -